Pemakaman Muslim No. 1 di Indonesia

Ini Dia Amalan Setelah Memakamkan Jenazah 

Al Azhar Memorial Garden – Setelah melakukan pemakaman jenazah, terdapat dua amalan yang dianjurkan, yaitu berdoa dan memberikan takziah. Dalam buku Tanya Jawab Agama jilid 2 halaman 171, disebutkan bahwa Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat untuk mendoakan jenazah yang baru selesai dikuburkan.

Berikut doa setelah memakamkan jenazah:

للّهُـمِّ أغْفِـرْ لَهُ وَارْحَمْـه، وَعافِهِ وَاعْفُ عَـنْه، وَأَكْـرِمْ نُزُلَـه، وَوَسِّـعْ مُدْخَـلَه، وَاغْسِلْـهُ بِالْمَـاءِ وَالثَّلْـجِ وَالْبَـرَدِ، وَنَقِّـهِ مِنَ الذُّنوبِ وَالْخطايا كَما نَقَّيْـتَ الـثَّـوْبُ الأَبْيَـضُ مِنَ الدَّنَـسِ، وَأَبْـدِلْهُ داراً خَـيْراً مِنْ دَارِه، وَأَهْلاً خَـيْراً مِنْ أَهْلِـه، وَزَوْجاً خَـيْراً مِنْ زَوْجِـهِ، وَأَدْخِـلْهُ الْجَـنَّةَ، وَأَعِـذْهُ مِنْ عَذَابِ القَـبْرِ وَعَذَابِ النّـارِ

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah dia, dan berilah rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan kepadanya dan maafkanlah kesalahan-kesalahannya. Tinggikanlah derajatnya, lapangkanlah kuburnya, dan bersihkanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosanya sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Dalam hadis yang diriwayatkan dari ‘Usman bin Affan r.a., juga disebutkan bahwa Nabi Saw, setelah selesai mengubur jenazah, berhenti di dekat kubur dan menyampaikan petuah kepada para sahabat. Beliau menekankan untuk memohonkan ampun dan keteguhan hati bagi saudara yang baru saja dikuburkan. Hadis tersebut ditemukan dalam kitab Tanya Jawab Agama jilid 2 halaman 171, hadis Abu Dawud.

Dari hadis ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Saw. memerintahkan para sahabat untuk mendoakan jenazah yang baru saja dikubur. Dalam pelaksanaannya, doa untuk jenazah dapat dilakukan baik secara perorangan maupun berjamaah. Dengan demikian, amalan yang dilakukan setelah pemakaman jenazah adalah mendoakan jenazah, dan bukan melakukan mentalqin jenazah.

Selain berdoa, amalan yang perlu dilakukan setelah pemakaman jenazah adalah memberikan takziah. Dalam buku Tanya Jawab Agama jilid 2 halaman 168, dijelaskan bahwa takziah berasal dari kata “‘azza – ya‘izzu” yang berarti sabar. Takziah, dalam konteks ini, berarti memberikan dukungan dan kesabaran kepada orang yang tengah menghadapi musibah, terutama keluarga yang kehilangan. Dengan memberikan takziah, kita menunjukkan empati dan kepedulian terhadap penderitaan orang lain serta menyemangati mereka untuk bersabar menghadapi ujian hidup.

Takziah tersebut dengan maksud menghibur dan memberikan nasihat kesabaran kepada keluarga yang ditinggal mati, jangan sampai merepotkan. Jika mendatangi keluarga jenazah hendaknya meringankan bebannya karena sedang tertimpa musibah. Bagi tetangga dekat, seyogyanya pada hari-hari berkabung dapat membuatkan makanan untuk keluarga jenazah.

Aada beberapa riwayat yang mencerminkan tindakan Rasulullah dan para sahabat dalam memberikan penghiburan dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

أَتَى رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أُمِّي قَدِ انْتَزَعَتْ يَدِي بِالْبَيْتِ فَأَمِلُّونِي وَتَشَدَّدْ عَلَيَّ. فَأَرَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ضَاحِكًا حَتَّى بَدَتِ نِياجُهُ. ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَرْمِ مَيْتَكَ فَعُدَّ بِهِ حَتَّى تَرِيَ أَنَّهُ قَدِ انْتَزَعَتْ يَدُكَ بِالْبَيْتِ

Artinya: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, ibuku telah ditarik oleh kematian dan aku merasa goyah. Mohonlah pertolongan dan doa kepada Allah untukku.’ Rasulullah melihatnya sambil tersenyum hingga terlihat gigi beliau. Kemudian, Rasulullah berkata, ‘Pergilah, dan kumpulkanlah keluargamu untuk mempersiapkan jenazah, dan kembalilah kepadaku setelah kau selesai.'” (Hadis riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan dianggap hasan oleh Al-Albani)

Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan kata “takziah,” hadis ini menunjukkan sikap empati dan perhatian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang yang berduka. Beliau memberikan dukungan dan petunjuk kepada sahabat yang kehilangan ibunya, menunjukkan bahwa memberikan bantuan dan kenyamanan kepada orang yang berduka adalah suatu yang dianjurkan dalam Islam.

Sebagaimana juga terdapat pada hadis riwayat Abu Dawud yang berbunyi: “Dari Abdullah ibn Ja’far (diriwayatkan) bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena mereka telah dihinggapi perkara yang menyibukkan mereka.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Mengenai waktu takziyah, seharusnya tidak dibatasi hanya sampai tiga hari; kapan pun seseorang dapat mengucapkannya apabila ada keperluan atau kebaikan yang ingin disampaikan. Meskipun demikian, masa berduka atau berkabung bagi keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan adalah selama tiga hari. Hal ini berdasarkan pengajaran Rasulullah saw., yang pada suatu kesempatan memberikan takziyah setelah melewati lebih dari tiga hari, seperti yang tercatat dalam hadis riwayat Ahmad dengan sanad yang sahih sesuai syarat Muslim.

“Dari Ubadah bin Ja’far [diriwayatkan], bahwa Nabi saw menunda untuk menjenguk keluarga Ja’far setelah tiga hari. Ketika beliau mendatangi keluarga Ja’far, beliau berkata: Janganlah kalian menangisi saudaraku sesudah hari ini. Kemudian ia berkata, panggillah kedua putra saudaraku itu. Kemudian didatangkanlah kami seperti seekor unggas. Beliau berkata, Datangkanlah kepadaku tukang cukur. Kemudian didatangkanlah tukang cukur kepada beliau, maka beliau memerintahkannya mencukur rambut kepala kami.” (HR. Ahmad).

Bagikan Artikel ini :

Latest Articles

Scroll to Top